This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

Minggu, 18 Oktober 2015

alternative assesmentasuhan kebidanan nifas

LEMBAR PENILAIAN  PRAKTEK
KBI ( KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL
MATA KULIAH                  : Askeb III (Nifas)
TUGAS                                  : Demonstrasi
ALAT DAN BAHAN           :
  1. Celemek dan perlengkapan perlindungan diri lainnya kaca mata pelindung dan handuk pribadi)
  2. Sarung tangan DTT/steril panjang : 1 pasang
  3. Sarung tangan DTT/steril : 1 pasang
  4. Waskom berisi larutan clorin 0.5% dan larutan DTT
  5. Ergometrin 0,2 mg
  6. Oksitosin
  7. Spuit 3 cc
RUBRIK HOLISTIK                       
SKORDESKRIPSI
2Respon terhadap reaksi ibu sangat tanggap, komunikatif, lembut, sabar dan menunjukkan rasa empati. Ruangan dan alat yang dibutuhkan lengkap. Komunikasi dengan ibu sangat baik. Persiapan ibu sesuai prosedur. Tindakan yang dilakukan sistematis, berurutan, percaya diri dan menjagaprivacy pasien.
BACA SELENGKAPNYA >>> alternative assesmentasuhan kebidanan nifas

Kamis, 15 Oktober 2015




BUKU AJAR
ASUHAN KEBIDANAN nifas  






  1. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar asuhan masa nifas, dan mata kuliah ini memberi kesempatan mahasiswa untuk menerapkan asuhan kebidanan pada masa nifas dalam praktik kebidanan.
  1. Kegunaan/ Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas (ASKEB III), diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dalam melakukan asuhan yang komprehensif pada masa nifas yaitu dapat menjabarkan konsep dasar masa nifas, menggambarkan proses laktasi dan menyusui, menyebutkan macam-macam respon orang tua terhadap bayi, mengidentifikasi perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas, menentukan kebutuhan dasar masa nifas, menerapkan asuhan fisik dan psikososial, merencanakan tindak lanjut asuhan nifas dirumah, menganalisis deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya dan dapat menyusun dokumentasi asuhan kebidanan masa nifas dalam bentuk laporan.
  1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas ini adalah mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep, sikap, dan keterampilan.
  1. Susunan Urutan Bahan Ajar
  1. Konsep Dasar Masa Nifas
a.              Pengertian masa nifas
b.              Tujuan asuhan masa nifas
c.               Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
d.              Kebijakan program masa nifas
  1. Proses Laktasi dan Menyusui
a.          Anatomi dan Fisiologi payudara
b.          Dukungan bidan dalam pemberian ASI
c.          Manfaat pemberian ASI
d.          Komposisi gizi dalam ASI
e.          Upaya memperbanyak ASI
f.           Tanda bayi cukup ASI
g.          ASI Eksklusif
h.          Cara merawat payudara
i.            Cara menyusui yang benar
j.           Masalah dalam pemberian ASI
  1. Respon Orang Tua Terhadap Bayi
a.       Bouding attachment
b.       Respon ayah dan keluarga
c.        Sibling rivalry
  1. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a.          Perubahan masa reproduksi
b.          Perubahan sistem pencernaan
c.          Perubahan sistem perkemihan
d.          Perubahan sistem musculoskeletal
e.          Perubahan sistem endokrin
f.           Perubahan tanda-tanda vital
g.          Perubahan sistem kardiovaskuler
h.          Perubahan sistem hemologi
  1. Perubahan Psikologis Masa Nifas
a.       Adaptasi psikologi ibu masa nifas
b.       Post partum blues
c.        Kesedihan dan duka cita

  1. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
a.          Nutrisi dan cairan
b.          Ambulasi
c.          Eliminasi BAB/BAK
d.          Kebersihan diri/perineum
e.          Seksual
f.           Latihan / senam nifas
  1. Asuhan Fisik dan Psikososial
  2. Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah
a.       Jadwal kunjungan rumah
b.       Asuahn lanjutan masa nifas di rumah
c.        Penyuluhan masa nifas
  1. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas dan Penanganannya
a.       Perdarahan pervaginam
b.       Infeksi masa nifas
c.        Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
d.       Demam, muntah, rasa sakit ketika berkemih
e.        Pembengkakan di wajah dan ektremitas
f.        Payudara yang berubah menjadi merah dan panas dan terasa sakit
g.        Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
h.       Rasa sakit, merah, lunak dan pembengakakan di kaki
i.         Merasa sedih dan tak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
10.  Dokumentasi Asuhan Kebidanan Masa Nifas

A.    Petunjuk Bagi Mahasiswa
  1. Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.
  2. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik – baik deskripsi materi yang ada pada awal bab ini.
  3. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat.
  4. Diskusikan dengan teman – teman anda permasalahan yang masih belum jelas dan apabila ada kesulitan jangan malu untuk menanyakan kepada pengajar atau pembimbing.
  5. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang telah ada pada lembar tersendiri dan jangan melihat jawaban.
  6. Setelah menjawab pertanyaan itu, Kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia.
  7. Ukurlah sendiri kemampuan anda dalam menjawab soal – soal yang ada. Hasil jawaban anda menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.














BAB I
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
DALAM MASA NIFAS
  1. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep,sikap,dan keterampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan kebutuhan dasar masa nifas.
Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post natal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan dan kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model konseptual, khusunya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.
  1. Relevansi
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar dalam masa nifas yang meliputi konsep dasar masa nifas, menggambarkan proses laktasi dan menyusui, menyebutkan macam-macam respon orang tua terhadap bayi, mengidentifikasi perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas, menentukan kebutuhan dasar masa nifas, menerapkan asuhan fisik dan psikososial, merencanakan tindak lanjut asuhan nifas dirumah, menganalisis deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya dan dapat menyusun dokumentasi asuhan kebidanan masa nifas dalam bentuk laporan. Materi ini perlu dipahami seorang bidan agar nantinya bidan dapat melakukan asuhan kebidanan dalam masa nifas dengat tepat.
  1. Tujuan Instruksional Khusus ( Kompetensi Dasar)
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu Menganalisis deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya.
Indikator :
  1. Mengetahui tanda-tanda infeksi pada nifas
  2. Mendeteksi adanya perdarahan dalam masa nifas
  3. Mengetahui tanda-tanda infeksi saluran kemih
  4. Mengetahui proses patologi menyusui
  1. Materi
DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS
A.           PERDARAHAN PERVAGINAM


Perdarahan post partum paling sering diartikan sebagai keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi. Perdarahan postpartum adalah merupakan penyebab penting kehilangan darah serius yang paling sering dijumpai di bagian obstetric. Sebagai penyebab langsung kematian ibu, perdarahan postpar­tum merupakan penyebab sekitar % dari keseluruhan kematian akibat perdarahan obstetric yang diakibatkan oleh perdarahan postpartum.
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini.
1.    Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain didalam ember dan di lantai.
2.    Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemi pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
3.    Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalianan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
Jenis Perdarahan Pervaginam :
2.      Perdarahan Post Partum Primer
Perdarahan Post Partum Primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran. Penyebab :
1.        Uterus atonia, yang dapat terjadi karena plasenta atau selaput ketuban tertahan.
2.        Trauma genital, yang meliputi penyebab spontan dan trauma akibat penatalaksanaan atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio caesaria dan episiotomi.
3.        Koagulasi Intravascular Diseminata.
4.        Inversi Uterus.

3.        Perdarahan Post Partum Sekunder
Perdarahan Post Partum Skunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum
       Penyebab :
1.    Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan
2.    Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di cerviks, vagina,   kandung kemih, rektum)
3.    Terbukanya luka pada uterus (setelah sectio saesaria, ruptur uterus)
Penatalaksanaan Perdarahan:
1.    Perdarahan Postpartum Primer
2.    Perdarahan Postpartum Atonia
  1. Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah
  2. Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan perkiraan kehilangan darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka, palingkan wajah kesalah satu sisi.
  3. Berikan oksitoksin 10 iu intra vena dan ergometrin 0.5 intravena. Berikan melalui IM apabila tidak bisa melalui IV.
  4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk kros cek, berikan Na Cl 1 L/15 menit apabila pasien mengalami syok, (pemberian infus sampai sekitar 3 liter untuk menangani syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
  5. Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
  6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitoksin dalam 1 liter cairan infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
  7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kmpresi bimanual.
  8. Jika perdarahan persisten dan uterus berkontraksi dengan baik, maka lakukan pemeriksaan pada vagina dan serviks untuk menentukan laserasi yang menyebabkan perdarahan tersebut.
  9. Jika ada infeksi bahwa mungkin terjadi infeksi yang diikuti dengan demam, menggigil, lokhea berbau busuk, segera berikan antibiotik berspektrum luas.
  10. Lakukan pencatatan yang akurat.
Penatalaksanaan lanjut :
Pantau kondisi pasien secara seksama selama 24-48 jam, hal tersebut meliputi:
1)       Memeriksa bahwa uterus kenyal dan berkontraksi dengan baik
2)       Darah yang hilang
3)       Suhu
4)       Denyut nadi
5)       Tekanan darah
6)       Kondisi umum (misal kepucatan, tingkat kesadaran)
7)       Asupan cairan (setelah pasien stabil cairan IV harus diberikan rata-rata 1 liter dalam 6-8 jam)
8)       Tranfusi darah harus dipantau dan volume yang ditransfusikan harus dicatat sebagai asupan cairan
9)       Pengeluaran urine
10)   Membuat catatan yang akurat
Hal yang harus diperhatikan :
1)         Jangan pernah tinggakan pasien sendirian sampai perdarahan terkendali dan kondisi umum lainya bagus
2)       Pada kasus perdarahan postpartum atonia jangan pernah memasukkan pack vagina
3)       Jika penolong berada di rumah, puskesmas tanpa fasilitas dan keterampilan yang diperlukan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas dan keterampilan yang memadai
3.      Perdarahan Postpartum Traumatik
  1. Pastikan asal perdarahan, perineum (robekan atau luka episiotomi), vulva (ruptur varikositis, robekan atau hematoma; hematoma mungkin tidak tampak dengan jelas tapi dapat menyebabkan nyeri dan syok), vagina, serviks (laserasi), uterus (ruptur atau inversi uterus dapat terjadi dan disertai dengan nyeri dan syok yang jelas)
  2. Ambil darah untuk kros cek dan cek kada Hb
  3. Pasang infus IV, Na CI atau RL jika pasien mengalami syok
  4. Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan cukup
  5. Perkirakan darah yang hilang
  6. Periksa tekanan darah, denyut nadi, dan periksa kondisi umum
  7. Jahit robekan
  8. Berikan antibiotik berspektrum luas
  9. Membuat catatan yang akurat
B.                INFEKSI MASA NIFAS
 

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umu infeksi dapat dilihat dari tempera­ture atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Sedangkan gejala local dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.
Infeksi alat genital
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan servik, infeksi post seksio caesar kemungkinan yang terjadi. Infeksi masa nifas atau sepsis peruperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang terjadi pada setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus, dimana terdapat dua atau lebih dari hal-hal berikut; nyeri pelvik, demam 38.5°C atau lebih, rabas vagina yang abnormal, rabas vagina yang berbau busuk dan keterl-ambatan dalam kecepatan penurunan uterus.
1)       Penyebab infeksi: Bakteri endogen dan bakteri eksogen
2)       Faktor predisposisi : Nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, SC.
3)       Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke-3 post partum C dan takikardi, sakit kepala, disertai dengan suhu yang mencapai 39°C kadang juga terdapat uterus yang lembek.
4)       Manajemen : Ibu harus diisolasi

C. SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR
 

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Penanganan :
1)              Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
2)              Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon, lakukan, intubasi jika perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per menit
3)              Jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk



D. PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTREMITAS
   


1)             Periksa adanya varises
2)             Periksa kemerahan pada betis
3)             Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, kaki oedema
E.            DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH
 


Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum.Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-Eden, 1982).
Pada masa nifas dini, sentivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma persalianan serta analgesia epidural atau spinal Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi menyebabkan infeksi saluran kemih.

F.            KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA
 


Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinanya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali.Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.








G.           RASA SAKIT, MERAH, LUNAK, DAN PEMBENGKAKAN DI KAKI (THROMBOPEBLITIS)
 

Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya. Faktor predisposisi :
1)        Obesitas
2)        Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
3)        Riwayat sebelumnya mendukung
4)        Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
5)        Anemia maternal
6)        Hipotermi atau penyakit jantung
7)        Endometritis
8)        Varicostitis
Manifestasi :
1)      Timbul secara akut
2)      Timbul rasa nyeri akibat terbakar
3)      Nyeri tekan permukaan



H.           MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI
 

Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab :
1)   Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
2)   Rasa nyeri pada awal masa nifas
3)   Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit
4)   Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
5)   Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.







I.              PERMASALAHAN DALAM PENYUSUAN
1.        Permasalahan atau Kelainan Payudara
 
“kusuma.files.wordpress.com”
1)         Payudara Bengkak (Engorgement)
Penyebab :
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Gejala :
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
Pencegahan :
1)         Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
2)         Menyusui bayi tanpa jadwal (non jadwal dan on demand).
3)         Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
4)         Jangan memberikan minuman lain pada bayi. 5) Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).



Penatalaksanaan :
1)         Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.
2)         Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau sendok.
3)         Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
4)         Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.
5)         Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.
6)         Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.
7)         Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.
8)         Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak minum.





















RANGKUMAN
Perdarahan postpartum adalah merupakan penyebab penting kehilangan darah serius yang paling sering dijumpai di bagian obstetric. Sebagai penyebab langsung kematian ibu, perdarahan postpar­tum merupakan penyebab sekitar % dari keseluruhan kematian akibat perdarahan obstetric yang diakibatkan oleh perdarahan postpartum.
Jenis perdarahan terbagi dua yaitu perdarahan primer dan sekunder dimana perdaran primer adalah Perdarahan Post Partum Primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahira. Perdarahan sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum
Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umu infeksi dapat dilihat dari tempera­ture atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise.
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum.Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya.
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinanya tersebut.








TES FORMATIF

1.       Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis perdarahan postpartum?
2.      Jelaskan skema penanganan permasalahan dalam menyusu?
3.      Jelaskan bagaimana cara penanganan sakit kepala, nyeri epigastrik dan pembengakakn diwajah?
4.      Sebutkan deteksi dini komplikasi masa nifas?

Kunci jawaban
1. - Perdarahan Post Partum Primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran.
- Perdarahan Post Partum Skunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum
2.      Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
3.      Penanganan :
a.       Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
b.      Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon, lakukan, intubasi jika perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per menit
c.       Jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk
4.      deteksi dini komplikasi masa nifas
a.       Perdarahan pervaginam
b.      Infeksi masa nifas
c.       Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
d.      Demam, muntah, rasa sakit ketika berkemih
e.       Pembengkakan di wajah dan ektremitas
f.       Payudara yang berubah menjadi merah dan panas dan terasa sakit
g.      Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
h.      Rasa sakit, merah, lunak dan pembengakakan di kaki
i.        Merasa sedih dan tak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri

UMPAN BALIK



Rumus :   Jumlah pilihan yang benar              x 100 %
                                         Jumlah soal (score maksimal)

Jika anda mencapai nilai ≤ 75 %, maka anda harus harus mengulangi kembali materi kegitan belajar I






Cari Blog Ini

Popular Posts

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Popular Posts